Thursday, October 11, 2007

Dalam beberapa bulan terakhir ini, dunia maya nampaknya dikejutkan (lagi) dengan booming salah satu social networking service (iya, lagi). Namanya Facebook. Saya sendiri terseret dalam arus ledakan. Hanya dalam hitungan minggu, teman saya bertambah dari 10 menjadi 105. Itu sekitar sepuluh kali lipat. Dahsyat. Padahal Facebook ini tidak lebih hebat dari, katakanlah Friendster atau MySpace. Prinsipnya juga masih sama: pasang foto, tulis about me, lalu tinggal lihat komen yang diberikan orang.

Mungkin booming yang terjadi akibat dari latah, atau ikut-ikutan. 'Gua juga harus bikin', gitu. Mirip seperti sineas Indonesia yang berduyun-duyun memproduksi film bertemakan horror. Kualitasnya dikesampingkan dulu. Namun booming ini mungkin juga akibat dari satu feature yang Facebook tawaran. Aplikasi. Ketika saya menulis blog ini, terhitung tidak kurang dari 5,613 aplikasi yang bisa ditambahkan di halaman kita. Jenisnya bermacam-macam. Ada yang berhubungan dengan musik, permainan, politik, bisnis, atau film. Ada juga yang berjenis balapan.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Aplikasi 'balapan' ini diberi nama (fluff)Friends. Disini kita bisa mengadopsi hewan peliharaan, memberi makan dan mengusap-usap (saya tidak bisa menemukan terjemahan pas untuk pet). Kemudian, kita bisa menantang hewan lain untuk balapan. Lumayan lucu. Tapi yang menarik untuk saya, adalah bahwa kemenangan si hewan ditentukan oleh dua faktor: kecepatan dan mood (lagi-lagi saya tidak bisa menemukan terjemahannya, biar deh ya). Dengan kata lain, hewan yang cepat dan bahagia kemungkinan menangnya akan lebih besar jika bertanding melawan hewan lambat dan bete. Logis sih memang. Tapi saya jadi berpikir, mungkin tidak sih kalau hewan ini jadi cepat karena sedang bahagia? Atau ternyata dia jadi lambat karena sedang bete? Mungkin saja toh? Itu kan juga logis.

Saya menghabiskan 4 bulan di semester lalu hanya untuk mempelajari ini. Apakah satu variabel memiliki hubungan yang kuat dengan yang lainnya apa tidak. Kalau iya berhubungan, seberapa kuat? Di statistik, ini dikenal dengan istilah analysis of covariance. Lebih baik tidak usah dibahas disini ya. Sebelum tulisan ini jadi membosankan. Sebelum nanti Meity marah-marah. Karena saya tahu, Meity paling benci matematika. Tapi coba lihat deh, teori kemungkinan ada dimana-mana. Ramalan cuaca pagi ini bilang kalau nanti malam, ada 20% peluang untuk turun hujan. Pertandingan sepakbola juga sama, selalu ada peluang kemenangan di setiap pertandingan. Meskipun untuk sepakbola, sedikit agak rumit. Banyak sekali variabelnya. Tapi pada dasarnya sama saja. Kemarin tim favorit saya, Intermilan, sukses menghantam Napoli 2-1. Dua gol diborong oleh Julio Cruz. Mungkin karena dia sedang tidak bete. Mirip dengan si hewan tadi.

Tapi walaupun kita sudah menghitung seakurat mungkin, tetap saja masih bisa salah. Kejadian tidak terduga seringkali terjadi. Karena selalu ada faktor lain yang memang tidak bisa dihitung. Orang menyebutnya 'faktor X'. Faktor keberuntungan. Ini juga yang membuat banyak orang mengeluh, merasa dirinya tidak seberuntung atau secakep Keanu Reeves. Atau mengeluh kenapa dirinya susah mendapatkan nilai ujian yang memuaskan. Tapi meskipun faktor keberuntungan tidak bisa dihitung, menurut saya keberuntungan tidak mustahil untuk diraih. Kuncinya kerja keras. Kalau boleh mengambil quote dari Thomas Jefferson, salah satu founding fathers negara kaya Amerika Serikat, katanya begini: I'm a great believer in luck. And I find that the harder I work, the more I have of it. Nah, yang ini juga logis kan?