Tuesday, October 9, 2007

Empat hari dari sekarang, saya akan terbang ke Paris untuk mengunjungi ayah saya yang sedang bekerja disana. Saya yakin pasti akan seru, karena sekaligus merayakan Lebaran. Dan kalau dilihat dari tabiat ayah saya, perayaan Lebaran yang paling mungkin kita akan lakukan adalah dengan menyantap steak dan wine merah, ditutup dengan bir dingin. Khas Bapak Alex Supelli.

Setiap sebelum berangkat bepergian, termasuk kalau saya pergi ke tempat pacar saya di Belanda, saya selalu berusaha cermat. Semua barang-barang bawaan saya hampar di meja, disusun satu persatu berdasarkan lokasi penyimpanan. Di koper, di saku celana, di jaket, atau di backpack. Mungkin saya sedikit mengidap obsessive compulsive disorder, seperti Monica Geller dalam serial Friends. Pacar saya malah pernah bilang kalau saya melipat baju lebih rapi darinya (maksudnya wanita). Tapi tak mengapa, karena menurut saya persiapan itu penting. Saya mencoba menghindari kejadian yang paling tidak diinginkan oleh kebanyakan pelancong. Dimana ketika sudah berada di ketinggian 10,000 kaki di atas tanah, kemudian menyadari kalau memory card kamera masih tertancap di laptop. Konyol.

Sekali lagi, persiapan itu penting. Makanya rata-rata orang tua menyuruh anaknya untuk sekolah setinggi mungkin. "Demi persiapan untuk masa depan", gitu katanya. Sebenarnya sih saya agak kurang setuju, karena menurut saya sekolah itu process of living, bukan preparation for future living.
Tapi ya itulah, semua orang berusaha untuk mempersiapkan segalanya sebaik mungkin sebelum hari H tiba. Terlalu banyak contoh sehingga saya tidak akan menjabarkannya disini. Yang jelas, kita semua tidak ingin menyesali kegagalan hanya karena kurangnya persiapan.

Itu juga makanya saya membeli external hardisk untuk laptop saya. Karena saya tidak ingin data penting saya hilang jika suatu saat (mudah-mudahan tidak) laptop saya crash. Harddisk ini juga bentuk persiapan. Saya jadi teringat oleh laptop ayah saya yang juga dilanda crash. Buat dia tidak masalah, karena sama seperti saya, sudah ada back-up. Tinggal format ulang, semua beres. Kerusakan seperti tidak pernah terjadi.

Sayangnya hidup kita ini tidak demikian. Hidup hanya sekali jalan, dan tidak bisa diformat ulang di tengah-tengah. 'Waktu' adalah variabel yang bertambah terus, tidak bisa dikembalikan ke nilai awal. Probabilitasnya nol. Jika gagal, yang ada hanya penyesalan. Makanya, persiapkan segalanya dengan baik. Yes..?