Tuesday, October 16, 2007

Berjalan menyusuri kota Paris membawa saya ke suatu tempat yang tidak asing lagi bentuk dan rupanya. Trocadero. Sebuah teras besar yang menghadap langsung ke salah satu ikon dunia. Dimana ikon ini berdiri dengan megahnya di tengah kepadatan kota Paris. Menjulang tinggi dan tampak gagah sekali. Kalau saja dia bisa bicara, saya yakin dia akan berkata, 'Saya Menara Eiffel. Dan kamu, sedang berada di Paris'.

Trocadero nampak persis seperti 10 tahun yang lalu, terakhir kali saya mengunjungi Paris. Tidak ada yang berubah. Masih tempat turis dimana orang berjalan berdesakan. Dimana terlihat orang berteriak dan bergumul untuk foto bersama. Dimana banyak orang berkulit gelap menghampar tikar dan berjualan. Kata orang ini khas Trocadero. Kata saya ini pelataran Monas. Tidak ada bedanya. Sesak. Dan saya orang yang paling benci dengan keramaian.

Saya pun berjalan ke ujung teras. Menyaksikan si Eiffel. Setelah dua kedip mata, saya membalikan badan. Entah mengapa, menurut saya sih biasa saja. Mungkin saya memang bukan peminat tempat-tempat wisata kali ya. Saya orang yang lebih menikmati duduk di pinggir cafe. Meneguk secangkir cappucino dan melihat orang lalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Saya lebih suka datang ke supermarket, belanja, kemudian pulang ke hotel menggunakan kereta bawah tanah. Saya lebih suka mencoba makanan-makanan yang mustahil saya temukan di tempat lain. Saya orang yang sangat menikmati kebudayaan.

Masih di Trocadero, mata saya tertuju pada sekumpulan orang. Telinga saya segera menyusul. Sekelompok orang berbaju putih sedang asyik memainkan berbagai jenis perkusi. Satu orang sibuk memberi komando. Dari label yang melekat pada alat perkusi, saya segera tahu bahwa mereka adalah komunitas musik dengan nama Muleketu. Mereka memainkan lagu dengan tempo cepat, diselingi dengan tarian dan putaran-putaran drumstick. Luar biasa indah. Ini dia, pikir saya. Budaya.

Sambil menikmati pukulan perkusi mereka, saya asyik sendiri dengan kamera. Melupakan kegagahan menara Eiffel yang masih menjulang tinggi di belakang saya, melihat punggung saya dari kejauhan. Saya sibuk memotret. Saya lupa akan dunia. Saya hanyut dalam harmonisasi samba. Dengan mata yang tidak lepas dari viewfinder kamera, saya pun berkata dalam hati. 'Nah, ini baru travelling'.

P.S: Foto-foto yang saya ambil bisa dilihat dibawah ini. Untuk melihat video Muleketu di youtube, silakan klik disini.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket